Sabtu, 22 Oktober 2011

Wisata Gunung Singgalang

Gunung Singgalang di Kabupaten Agam
Kabupaten Agam - Sumatra Barat - Indonesia
Gunung Singgalang di Kabupaten Agam
Gunung Singgalang di Kabupaten Agam
Rating : Rating 2.9 2.9 (31 pemilih)


A. Selayang Pandang
Gunung Singgalang merupakan salah satu dari beberapa gunung yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Ketinggian gunung Singgalang mencapai 2,877 meter dari permukaan laut. Gunung Singgalang secara geografis terletak di Kabupaten Agam. Gunung ini berdiri kokoh tepat berada di sebelah gunung Merapi.
B. Keistimewaan

Gunung Singgalang mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan hutan yang terdapat di ketinggian antara 300 – 750. Spesies utamanya ialah Pokok Seraya, Pokok Keruning, dan Pokok Meranti. Hutan Dipterokarp Atas adalah kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 750 - 1,200 meter, spesies utamanya terdiri dari Pokok Meranti Bukit dan Pokok Damar Minyak. Hutan Montane merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 1,200 - 1,500 meter, spesies utamanya terdiri dar Pokok Mempening, Pokok Berangan, Pokok Damar Minyak, dan Pokok Podo. Hutan Ericaceous atau hutan gunung merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian melebihi 1,500 meter, spesies utamanya terdiri dar Pokok Kelat, Pokok Periuk Kera, dan berbagai-bagai jenis belukar, buluh, resam, paku-pakis, dan Lumut.

Gunung Singgalang, merupakan Gunung api yang tidak aktif. Gunung ini ditutupi hutan hujan tropis, trek pendakian terjal dan terdapat 2 buah telaga di daerah puncak yaitu “Telaga Dewi” dan “Telaga Kumbang”.
C. Akses

Untuk mencapai lokasi, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat. Dari Bandara Ketaping Padang menuju Bukittinggi, perjalanan ditempuh selama lebih kurang 2 jam perjalanan denga biaya antara Rp. 10.000-Rp.15.000. Jalur Pendakian bisa dilalui dari 3 tempat, dari Koto Baru (Pandai Sikek), dari Balingka dan dari Toboh (Kenagarian Malalak). Bagi yang mengambil rute pendakian dari Koto baru, perjalanan dimulai dari kota Padang kemudian turun di Koto Baru, perjalaan dilanjutkan ke Pandai Sikek dengan angkot dengan ongkos Rp. 3000. Bagi yang mengambil rute pendakian dari Balingka, perjalanan dimulai dari padang turun di Padang Luar (Bukittinggi), dari Padang Luar menuju Batu Tagak dengan ongkos kira-kira Rp. 2.500-Rp. 4000, dengan menggunakan angkutan pedesaan Batu Tagak-Panambatan. Sementara bagi yang mengambil rute dari Toboh, perjalanan dimulai dari kota Padang kemudian turun di Padang Luar (Bukittinggi) kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Toboh dengan biaya kira-kira Rp. 3000-Rp 5000-,. Untuk Memasuki kawasan gunung Singgalang para pendaki tidak dipungut biaya apapun.

D. Lokasi

Lokasi Gunung Singgalang dekat dengan kota Bukittinggi tetapi secara geografis gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Indonesia.
E. Akomodasi

Lokasi Gunung Singgalang tidak begitu jauh dari Kota Bukittinggi dan kota Padang Panjang. Mengingat Gunung Singgalang dekat dengan 2 kota ini, para wisatawan dari luar kota yang ingin berlama-lama di kawasan tersebut, dapat menginap di Hotel di dua kota itu. Di sepanjang jalan menuju Gunung Singgalang, terdapat banyak restoran yang menyajikan aneka hidangan masakan Padang yang dapat mengobati rasa lapar para wisatawan.

PENINGKATAN ANGKA PENGANGGURAN DI INDONESIA MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF PADA PERILAKU MASYARAKAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Tingkat  pertumbuhan penduduk di Indonesia akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, maraknya konversi lahan yang terjadi di Indonesia. Banyak lahan hutan yang dikonversi petani sebagai ladang. Mereka melakukan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ladang merupakan sumber mata pencaharian bagi mereka. Lahan pertanian pun banyak yang dikonversi menjadi industri dan perumahan oleh mereka yang mereka yang memiliki kekayaan lebih. Hal ini telah menunjukan kalau tingkat pertumbuhan semakin meningkat, namun ketersedian lahan cenderung tetap. Sehingga kegiatan konversi lahan pun tidak dapat dihindari.
Kedua, tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Pengangguran merupakan salah satu pokok permasalahan ekonomi makro. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan, khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi dan tingkat pendidikan yang rendah. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang saja, tapi juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang. Hal ini terjadi karena dinegara maju, masalah pengangguran hanya berkaitan dengan pasang surutnya siklus bisnis dan bukan karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah tingkat pendidikan seperti yang terjadi di negara berkembang. Dengan makalah ini penulis mencoba membahas masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia beserta dampaknya.
1.2              Rumusan Masalah
Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan masalah tingginya angka pengangguran yang disebabkan oleh sempitnya lapangan pekerjaan, tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, dan rendahnya tingkat pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas, “Apa yang dimaksud dengan pengguran, jenis-jenis pengangguran, penyebab pengangguran, dan dampaknya yang terjadi di Indonesia?”
1.3              Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
·         Mengetahui defenisi pengangguran
·         Menjelaskan jenis-jenis pengangguran
·         Mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia
·         Melihat dampak-dampak yang timbul akibat adanya pengguran di Indonesia








BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Definisi dan Pengertian Pengangguran
            Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau sedang mencri pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain penerima pendapatan.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) yang tidak memiliki pekerjaan atau belum bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Dari pengertian diatas, siswa, mahasiswa, dan ibu rumah tangga tidak termasuk dalam pengangguran. Mereka tidak sedang mencari pekerejaan dan tergolong bukan angkatan kerja. Tingkat pengangguran suatu daerah dapat dihitung dengan rumus berikut :
            Tingkat pengangguran =   × 100%
2.2       Jenis – Jenis Pengangguran
2.2.1    Pengangguran Friksional/Friksional Unemployment
            Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Pengangguran ini tidak bekerja bukan karena tidak ada lapangan pekerjaaan, tapi mereka sedang dalam waktu mencari pekerjaan yang lebih baik dan layak. Seseorang meninggalkan suatu pekerjaan dan beralih ke pekerjaan yang dianggap lebih baik biasanya didorong oleh insentif yang lebih tinggi. Jadi selama periode peralihan ini mereka terhitung sebagai pengangguran.

2.2.2    Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
            Pengangguran struktural adalah pengangguran yang akibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.
2.2.3    Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
            Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
2.2.4    Pengangguran Siklikal
            Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
2.3       Pengelompokan Pengangguran Menurut Ciri atau Bentuk Pengangguran
2.3.1    Pengangguran Terbuka
            Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena penambahan lowongan pekerjaan lebih rendah dari penambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu. Pengangguran terbuka dapat pula dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu industri.
2.3.2    Pengangguran Tersembunyi
            Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama terjadi di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan tersebut dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan dalam kegaiatan ekonomi ini digolongkan ke dalam pengangguran tersembunyi.
2.3.3    Pengangguran Musiman
            Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. Bentuk pengangguran ini pada umumnya terjadi di sektor pertanian dan perikanan. Biasanya pengangguran seperti ini berlaku pada waktu-waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara memanen dan masa menanam kembali dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa memanen hasilnya adalah masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian dan perikanan. Pada periode tersebut banyak di antara para petani dan tenaga kerja di sektor pertanian dan perikanan tidak melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur. Jenis pengangguran ini hanya bersifat sementara, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.
2.3.4    Pengangguran Setengah Menganggur
            Kelebihan penduduk yang bekerja di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai pertumbuhan penduduk yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Salah satu tujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar. Tidak semua orang yang pindah ke kota-kota besar dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di antara mereka yang terpaksa menganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu. Jam kerja mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari dalam seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.
2.4       Penyebab Terjadinya Pengangguran di Indonesia
            Pengangguran merupakan masalah utama di Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau bahkan tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Tingginya angka pengangguran di Indonesia juga mengakibatkan semakin meningkatnya angka kemiskinan. Hal ini menjadi masalah utama dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Banyak hal-hal yang menyebabkan terjadinya pengangguaran, diantaranya :
1.      Adanya konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan real estate
Kegiatan konversi ini mendorong terjadiya peralihan mata pencaharian masyarakat setempat. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi akan kesulitan menghadapinya. Mereka bisa kalah bersaing dengan pendatang dalam memperoleh pekerjaan. Karena tidak memiliki kompetensi, maka dia tidak memiliki pekerjaan lagi dan menjadi pengangguran.
2.      Kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan
Tingkat pertumbuhan penduduk yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, mengakibatkan tingginya tingkat tenaga kerja. Namun peningkatan jumlah tenaga kerja tidak diiringi oleh penambahan lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan cenderung bersifat tetap.
3.      Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
Banyak penduduk Indonesia yang tidak dapat mengecap pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi. Mereka hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh sampai tingkat SMA, atau bahkan hanya SMP. Maka mereka akan kalah bersaing dalam dunia pekerjaan formal dengan orang-orang yang lulus dari perguruan tinggi.
4.      Banyak perusahaan yang merekrut pegawai dari luar kota bahkan luar negri
Perusahaan-perusahaan besar yang sudah mempunyai tingkat produksi tinggi, atau bahkan skala internasional cenderung mendatangkan tenaga ahli dari luar kota bahkan luar negri. Mereka mampu membayar tenaga ahli tersebut dengan biaya yang tinggi. Padahal tenaga ahli dari dalam kota atau dalam negri tidak kalah hebat dari mereka yang didatangkan dari luar kota atau luar negri.
5.      Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.
Pemerintah cenderung memperhatikan kegiatan politik, hubungan internasional dan perekonomian. Perhatian pemerintah pada rakyat miskin dan mereka yang membutuhkan pekerjaan sangat kurang.
2.5       Dampak-Dampak yang Timbul Akibat Pengangguran
            Pengangguran yang terjadi di Indonesia telah banyak memberikan dampak dan pengaruh pada kegiatan perekonomian Indonesia. Banyak masalah sosial yang timbul akibat pengangguran. Berikut beberapa dampak sosial yang timbul akibat pengangguran, diantaranya :
·         Semakin tinggi tingkat pengangguran, maka akan semakin meningkatkan angka kemiskinan.
·         Semakin banyak orang yang menganggur, maka akan semakin banyak kriminalitas yang terjadi.
·         Tingkat pengangguran yang tinggi akan menyebabkan banyaknya atau maraknya kegiatan prostitusi.















BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) yang tidak memiliki pekerjaan atau belum bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa pengangguran merupakan sebuah masalah yang kompleks, tidak hanya menyangkut masalah sosial bagi masyarakat luas tetapi juga merupakan masalah eksistensial bagi individu yang menjalaninya, bahkan masalah utama bagi kegiatan perekonomian. Namun, terlepas dari itu semua, masalah sosial merupakan masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya tidak hanya oleh pemerintah tetapi oleh kita semua. Diharapkan masalah-masalah yang timbul akibat pengangguran seperti kejahatan, kemiskinan, dan prostitusi dapat teratasi dan menjadi perhatian pemerintah. Pengangguran harus menjadi perhatian pemerintah.
3.2       Saran
Banyak masalah yang ditimbulkan akibat adanya pengangguran. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah harus menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup bagi masyarakat, agar tingkat pengangguran berkurang. Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan tingkat pendidikan masyarakat. Dengan pendidikan yang tinggi masyarakat akan mampu bersaing dalam dunia kerja.